Kelihatannya, spirit berorganisasi
di kalangan siswa sudah lama berkurang –kalau tidak mau dibilang habis sama
sekali. Ini tentu menjadi persoalan tersendiri. Sebab, bisa jadi lantaran
itulah, oleh sebagian orang, organisasi saat ini disebut-sebut jauh berbeda
dengan organisasi di masa lalu. Seperti apa perbedaan itu sebenarnya? Dan,
bagaimana menghidupkan kembali spirit berorganisasi di kalangan siswa?
Berikut petikan wawancara XPose dengan K. Shamimid Difa’, SE, salah satu
anggota Majelis Masyâyikh Pondok Pesantren Hidayatut Thalibin Rembang.
Apakah
ada perbedaan antara organisasi yang dulu dengan yang sekarang?
Sebenarnya organisasi masa kini sama saja
dengan yang dulu, yang membedakan hanyalah managemen kontrolnya saja dan pengembangannya. Karena proses managemen kontrol membantu tingkah
laku manusia tetap fokus dan menjaganya agar tetap sesuai dengan rencana
organisasi.
Dalam
organisasi, apa fungsi managemen kontrol
?
Fungsi managemen kontrol dalam
organisasi itu, agar kita sebagai organisator itu mempunyai standard
pencapaian. Sejauh mana kita melangkah, misalkan kita mempunyai target untuk
melangkah 10 langkah, nah apakah kita akan melangkah 10 langkah atau
kita akan melangkah 5 langkah saja. Dari itulah managemen kontrol yang
berfungsi dan yang menentukan.
Lantas
siapa saja yang bertanggung jawab atas managemen kontrol tersebut?
Ya, semua pihak yang ada di dalamnya.
Tapi yang paling bertanggung jawab adalah ketuanya. Misalkan dalam OSIS, yang
paling bertanggung jawab adalah ketua OSISnya. Namun, bukan berarti anggota
yang lain tidak bertanggung jawab, tapi
bebannya lebih besar terhadap ketua osis.
Lalu,
bagaimana cara menumbuhkan managemen kontrol yang bagus dalam organisasi ?
Sebenarnya, managemen kontrol dalam
organisasi itu akan muncul ketika anggota yang bergabung di dalamnya memang
dari orang-orang yang kreatif, profesional dan punya tanggung jawab akan apa
yang sudah menjadi ketentuan dalam organisasi tersebut. Jika anggota-anggota
yang bergabung di dalamnya adalah anggota-anggota yang memang punya skills
bagus, kreatif, profesional dan punya tanggung jawab, maka tentu saja dalam
organisasi tersebut akan muncul manageman
kontrol yang bagus, dan menumbuhkan organisasi yang bagus.
Kalau
dalam organisasi yang maju, misalkan. apakah
yang melatar belakangi kemajuannya itu adalah managemen kontrolnya?
Managemen kontrol
adalah organ sentral
yang menjadi kunci atas kesuksesan organisasi. Jadi, tentu saja managemen kontrol dalam organisasi
yang maju sudah terstruktur secara benar. Dan mustahil jika maju tanpa ada managemen kontrolnya. Namun, bukan hanya itu saja, peran sekolah juga
menentukan majunya organisasi.
Apa
peran sekolah untuk memajukan organisasi?
Menurut saya, sekolah harus menjadikan
organisasi itu sebagai organisasi sentral di lingkungan sekolah.
Kyai
mengatakan bahwa sekolah harus menjadikan organisasi tersebut sebagai
organisasi sentral. Maksudnya bagaimana?
Maksudnya begini, pertama, sekolah
harus mampu menjadikan siswa bergairah untuk berorganisasi. Kedua,
setiap apa yang diprogramkan oleh OSIS, maka sekolah harus mendukung dan
memfasilitasinya.
Lantas
bagaimana cara menjadikan siswa
bergairah dalam berorganisasi ?
Pertama, peran sekolah. Sekolah harus mampu
mendorong siswa agar semangat berorganisasi. Contohnya, sekolah memberikan
iming-iming special terhadap anak yang memang aktif dalam organisasi.
Misalkan, memberikan nilai plus, atau penghargaan, bantuan dsb. Dengan begitu,
saya yakin dalam benak siswa, mereka akan timbul spirit untuk aktif
dalam organisasi.
Apakah
cuma peran sekolah saja yang dapat menjadikan siswa semangat berorganisasi?
Ya, tentu tidak. Faktor individu dan
organisasi itu sendiri juga menentukan.
Apa
yang harus dilakukan organisasi agar siswa semangat berorganisasi?
Pertama, semua orang itu kan punya hobi
masing-masing. Jadi, organisasi itu tinggal memfasilitasi hobi mereka saja. Kedua, kepala bagian masing-masing itu
harus kreatif. Artinya, mereka tidak mengajak, tapi mereka mencari cara agar
programnya dicintai siswa di dalamnya.
No comments:
Post a Comment