Friday, May 23, 2014

Menghidupkan Spirit Berorganisasi

HASIL INTERVIEW




Kelihatannya, spirit berorganisasi di kalangan siswa sudah lama berkurang –kalau tidak mau dibilang habis sama sekali. Ini tentu menjadi persoalan tersendiri. Sebab, bisa jadi lantaran itulah, oleh sebagian orang, organisasi saat ini disebut-sebut jauh berbeda dengan organisasi di masa lalu. Seperti apa perbedaan itu sebenarnya? Dan, bagaimana menghidupkan kembali spirit berorganisasi di kalangan siswa? Berikut petikan wawancara XPose dengan K. Shamimid Difa’, SE, salah satu anggota Majelis Masyâyikh Pondok Pesantren Hidayatut Thalibin Rembang.
                        
Apakah ada perbedaan antara organisasi yang dulu dengan yang sekarang? 
Sebenarnya organisasi masa kini sama saja dengan yang dulu, yang membedakan hanyalah managemen kontrolnya saja dan pengembangannya. Karena proses managemen kontrol membantu tingkah laku manusia tetap fokus dan menjaganya agar tetap sesuai dengan rencana organisasi.

Dalam organisasi, apa fungsi managemen kontrol ?
Fungsi managemen kontrol dalam organisasi itu, agar kita sebagai organisator itu mempunyai standard pencapaian. Sejauh mana kita melangkah, misalkan kita mempunyai target untuk melangkah 10 langkah, nah apakah kita akan melangkah 10 langkah atau kita akan melangkah 5 langkah saja. Dari itulah managemen kontrol yang berfungsi dan yang menentukan.

Lantas siapa saja yang bertanggung  jawab atas managemen kontrol tersebut?
Ya, semua pihak yang ada di dalamnya. Tapi yang paling bertanggung jawab adalah ketuanya. Misalkan dalam OSIS, yang paling bertanggung jawab adalah ketua OSISnya. Namun, bukan berarti anggota yang lain  tidak bertanggung jawab, tapi bebannya lebih besar terhadap ketua osis.

Lalu, bagaimana cara menumbuhkan managemen kontrol  yang bagus dalam organisasi ?
Sebenarnya, managemen kontrol dalam organisasi itu akan muncul ketika anggota yang bergabung di dalamnya memang dari orang-orang yang kreatif, profesional dan punya tanggung jawab akan apa yang sudah menjadi ketentuan dalam organisasi tersebut. Jika anggota-anggota yang bergabung di dalamnya adalah anggota-anggota yang memang punya skills bagus, kreatif, profesional dan punya tanggung jawab, maka tentu saja dalam organisasi tersebut akan muncul manageman kontrol yang  bagus, dan menumbuhkan organisasi yang bagus.

Kalau dalam organisasi yang maju, misalkan. apakah  yang melatar belakangi kemajuannya itu adalah managemen kontrolnya?
Managemen kontrol adalah organ sentral yang menjadi kunci atas kesuksesan organisasi. Jadi, tentu saja managemen kontrol dalam organisasi yang maju sudah terstruktur secara benar. Dan mustahil jika maju tanpa ada managemen kontrolnya. Namun, bukan hanya itu saja, peran sekolah juga menentukan majunya  organisasi.

Apa peran sekolah untuk memajukan organisasi?
Menurut saya, sekolah harus menjadikan organisasi itu sebagai organisasi sentral di lingkungan sekolah.

Kyai mengatakan bahwa sekolah harus menjadikan organisasi tersebut sebagai organisasi sentral. Maksudnya bagaimana?
Maksudnya begini, pertama, sekolah harus mampu menjadikan siswa bergairah untuk berorganisasi. Kedua, setiap apa yang diprogramkan oleh OSIS, maka sekolah harus mendukung dan memfasilitasinya.

Lantas bagaimana cara menjadikan siswa  bergairah dalam berorganisasi ?
Pertama, peran sekolah. Sekolah harus mampu mendorong siswa agar semangat berorganisasi. Contohnya, sekolah memberikan iming-iming special terhadap anak yang memang aktif dalam organisasi. Misalkan, memberikan nilai plus, atau penghargaan, bantuan dsb. Dengan begitu, saya yakin dalam benak siswa, mereka akan timbul spirit untuk aktif dalam organisasi.

Apakah cuma peran sekolah saja yang dapat menjadikan siswa semangat berorganisasi?
Ya, tentu tidak. Faktor individu dan organisasi itu sendiri juga menentukan.

Apa yang harus dilakukan organisasi agar siswa semangat berorganisasi?
Pertama, semua orang itu kan punya hobi masing-masing. Jadi, organisasi itu tinggal memfasilitasi hobi mereka saja. Kedua, kepala bagian masing-masing itu harus kreatif. Artinya, mereka tidak mengajak, tapi mereka mencari cara agar programnya dicintai siswa di dalamnya.

No comments:

Post a Comment