Oleh : Ulul Abror
adalah siswa kelas X MA. Hidayatut Thalibin. Hingga kini aktif di berbagai organisasi lokal pesantren dan merangkap beberapa jabatan penting di dalamnya. Selain sebagai wakil ketua OSIS dan ketua Sanggar Teater C2O, sekaligus menjadi sekretaris Ma'had Hidayatut Thalibin Rembang. Prestasinya di bidang akademik dan non akademik tak bisa diragukan lagi. Ia pernah meraih nobel Tauladan setingkat MTs. Hidaytut Thalibin tahun 2013-2014. Ia bisa dihubungi via email: roihan_c2o@ymail.com.
"Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah di mana orang-orang berkumpul di dalamnya dan bekerja sama secara terpimpin, terencana, tersistem, dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya material, lingkungan, metode, mesin, sarana dan prasarana lainnya, yang digunakan secara efektif dan efesien untuk kepentingan organisasi. Secara definitif, para ahli mendefinisikan organisasi sebagai satu kesatuan. James D. Money misalnya mendifinisikan orgnisasi sebagai bentuk dalam setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama"
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah di mana orang-orang berkumpul di dalamnya dan bekerja sama secara terpimpin, terencana, tersistem,
dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya material, lingkungan, metode,
mesin, sarana dan prasarana lainnya, yang digunakan secara efektif dan efesien
untuk kepentingan organisasi. Secara definitif, para ahli mendefinisikan
organisasi sebagai satu kesatuan. James D. Money misalnya mendifinisikan
orgnisasi sebagai bentuk dalam setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
Argumen
Berorganisasi
Namun, apakah
sebenarnya yang menyebabkan orang tergabung dalam suatu organisasi? Setiap
orang tentu memiliki alasan tersendiri dan mungkin sangat pribadi. Meski
demikian, secara umum Herbert G. Hieks mengemukakan dua alasan mengapa orang
memilih berorganisasi. Pertama, alasan sosial (social reason).
Dari sisi ini, sebagai zoon politicon atau makhluk yang hidup
secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting untuk berorganisasi demi
pergaulan maupun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial-psikologisnya.
Kedua, alasan
material (material reason). Dalam beberapa hal, manusia masih bisa
melakukan sendiri, tanpa perlu melibatkan orang lain. Tetapi itu sangat
terbatas. Melalui bantuan orang-orang dalam organisasi, manusia dapat melakukan tiga hal berikut ini, antara lain:
dapat meningkatkan kemampuannya, menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai
goal, dan dapat menarik manfaat dari
pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun. Ketiganya
mustahil terpenuhi tanpa intervensi yang lain.
Sisi Hitam
Organisasi
Organisasi tidak
selalu berbuah manis bagi anggotanya. Dengan kata lain, ada konsekuensi negatif
yang harus ditanggung oleh seseorang ketika ia gagal mempolarisasi waktu dengan
baik. Katakanlah misalnya jika seorang siswa terlalu fokus dalam organisasi
sehingga waktu belajarnya menjadi berkurang, bisa dipastikan ia akan mengalami
banyak kesulitan dalam masalah pelajaran. Ini pada satu sisi. Di sisi yang
lain, jika ia tidak fokus dengan organisasi yang ia geluti, niscaya dalam
internal organsasinya akan memperoleh stigma yang buruk dari sesama rekan
kerjanya. Tentu saja karena akan banyak sekali program-program yang
terbengkalai.
Sisi kelam yang
lain dari organisasi juga menggambarkan bahwa ternyata “tidak semua organisasi
itu baik”. Konkritnya, kita memotret
dengan gambar zaman tiga lanas,
zaman yang serba mudah sebagai zaman yang dikuasai budaya Barat. Maka seiring
dengan hal itu, organisasi-organisasi masa kini sebagian telah terpengaruh
budaya Barat. Misalnya, merebaknya geng-geng yang melancarkan tauran, geng
bermotor, geng sabu-sabu, dan serentetan asosiasi bejat lainnya.
Membingkai Problema
Berdasarkan
uraian di atas, kita bisa mereka-reka problematika yang sangat mungkin
menjalari setiap organisasi. Di sini, penulis mencoba menawarkan
identifikasinya, antara lain: (1) pembagian waktu. Terkadang, tidak semua
anggota organisasi pintar mengelola waktu, sehingga menimbulkan masalah-masalah
individual maupun kolektif; dan (2) tanggung jawab yang besar. Terkadang pula,
walaupun mereka termasuk dalam suatu organisasi, namun mereka hanya
menginginkan jabatan semata untuk dibangga-banggakan. Padahal, sejatinya mereka
tidak bertanggung jawab penuh, yang pada gilirannya akan menghasilkan kinerja
dan prestasi yang buruk dalam organisasi.
Oleh karena itu, siswa yang bergelut di
dunia organisasi perlu cerdas dalam mengatur waktu seoptimal mungkin. Selain
itu juga harus mempunyai kepribadian
yang teguh, tidak ada unsur kebanggaan yang narsistik dan egoistik, tapi
menjunjung tinggi spirit kebersamaan. Artinya, perlu adanya pengarahan diri
terhadap segala aspek yang berkaitan dengan organisasi dan menganggap penting
organisasi dalam pembentukan karakteristik siswa.
No comments:
Post a Comment